Harlah 1 Abad NU dan Siwalanpanji Sidoarjo: Mulai dari Ponpes Al Hamdaniyah sampai STKIP PGRI Sidoarjo

- Senin, 6 Februari 2023 | 22:43 WIB
Harlah 1 Abad NU dan Siwalanpanji Sidoarjo: Mulai dari Ponpes Al Hamdaniyah sampai STKIP PGRI Sidoarjo
Harlah 1 Abad NU dan Siwalanpanji Sidoarjo: Mulai dari Ponpes Al Hamdaniyah sampai STKIP PGRI Sidoarjo

SurabayaNetwork.id – Sidoarjo mendapatkan kebanggaan besar dengan ditunjuk menjadi tuan rumah dalam helatan akbar Resepsi Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama.

Harlah 1 Abad NU tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 6-7 Februari 2023 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

Resepsi Puncak 1 Abad NU itu akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta jajarannya, ratusan Ulama’ dan Habaib, jutaan warga Nahdliyin, beserta tamu undangan dan pengisi acara lainnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata DR Syauqi Ibrahim Abdul Karim Allam Pembicara Muktamar Internasional Harlah 1 Abad NU

Tentu banyak yang mempertanyakan mengapa perhelatan besar yang terjadi 100 tahun sekali tersebut bertempat di Sidoarjo.

Ternyata penunjukan Sidoarjo menjadi tuan rumah pada Harlah 1 Abad NU dikarenakan adanya hubungan yang erat antara KH Hasyim Asyari selaku pendiri organisasi Nahdlatul Ulama’ dengan Kabupaten Sidoarjo.

Sang pendiri NU yang lahir di Jombang pada tanggal 14 Februari 1871 tersebut pernah nyantri di Pondok Pesantren Al Hamdaniyah yang berlokasi di Desa Siwalanpanji Kabupaten Sidoarjo sekitar tahun 1890 selama 5 tahun lamanya.

Pondok Pesantren Al Hamdaniyah merupakan pondok pesantren yang didirikan oleh KH Hamdany yang berasal dari Pasuruan untuk KH Ya’qub pada tahun 1787.

Kondisi tanah di Desa Siwalanpanji yang mulanya berupa rawa lembek yang tidak bisa didirikan bangunan tersebut nampak dari rumah panggung yang sampai kini menjadi keunikan bagi bangunan Pondok Pesantren Al Hamdaniyah.

Pondok Pesantren Al Hamdaniyah menjadi Pondok Pesantren tertua di Jawa Timur sesudah Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan menjadi pusat penyebaran Islam di masa lalu.

KH Hasyim Asyari juga pernah dijadikan menantu oleh KH Ya’qub yang merupakan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al Hamdaniyah kala itu.

Namun pernikahan KH Hasyim Asyari dan Nyai Khadijah tidak berlangsung lama, karena putri KH Ya’qub tersebut wafat terlebih dahulu saat tengah mengandung, dan jenazahnya dimakamkan di Mekkah.

Sepulangnya dari Mekkah pada tahun 1899, KH Hasyim Asyari mendirikan Pondok pesantren Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Pada abad ke-20, Pondok Pesantren Tebuireng pun menjadi Pondok Pesantren terbesar dan terpenting di Jawa, serta terkenal telah melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh di negeri ini.

Baca Juga: BIKIN HARU! Inilah 3 Alasan Penting Mengapa Sidoarjo Terpilih Sebagai Lokasi Harlah 1 Abad NU

Halaman:

Editor: Lukman Hadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X