SurabayaNetwork.id – Ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,31% menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding capaian di tahun 2021 yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 3,70%.
Sedangkan untuk inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Januari 2023 Indonesia mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 5,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,98.
Baca Juga: Pemkot Tanam 1 Juta Bibit Cabai dan 4 Ribu Bawang Merah untuk Kendalikan Inflasi di Surabaya
Penyumbang utama terjadinya inflasi tahunan di antaranya adalah komoditas bensin, bahan bakar rumah tangga,
Penyumbang utama inflasi tahunan di antaranya adalah komoditas Bensin sebesar 1,07%, Bahan bakar rumah tangga sebesar 0,24%, Beras sebesar 0,24%, Tarif angkutan udara sebesar 0,19%, dan Rokok kretek filter sebesar 0,17%.
Inflasi year on year (y-on-y) ini terjadi karena adanya kenaikan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu:
- Makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,82%
- Pakaian dan alas kaki sebesar 1,07%
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,62%
- Perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,28%
- Kesehatan sebesar 3,04%
- Transportasi sebesar 13,91%
- Rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,87%
- Pendidikan sebesar 2,80%
Artikel Terkait
Komitmen Dukung GNPIP, Gubernur Khofifah Jabarkan Langkah Strategis Kendalikan Inflasi Pangan di Jatim
Wali Kota Eri Cahyadi Bareng BI Bahas Strategi Kendalikan Inflasi di Surabaya
Ini Langkah Pemkot Kendalikan Inflasi di Surabaya Pasca Kenaikan BBM Bersubsidi
Kendalikan Inflasi Daerah, Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim Digelar di 5 Titik Surabaya dan Kota Malang
Rakor dengan Mendagri Tito Karnavian, Khofifah Ungkapkan Strategi untuk Kendalikan Inflasi di Jawa Timur